Firing Order
Atau dikenal juga dengan istilah Injection Sequence, adalah urutan pembakaran yang terjadi pada engine yang mempunyai jumlah cilinder lebih dari satu.
Tujuan
Untuk meratakan power hasil internal combustion pada engine, agar gaya yang ditimbulkan oleh piston seimbang (balance). Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban stress pada material crankshaft. Baik pada saat langkah kompres maupun saat langkah pembakaran.
Misalnya :
- Engine dengan 4 silinder, mempunyai firing order ( F.O ) = 1 - 2 - 4 - 3, maka proses pembakaran dimulai dari silinder No.1, dilanjutkan silinder No.2, No.4 dan No.3.
- Engine dengan 6 silinder, mempunyai firing order ( F.O ) = 1 - 5 - 3 - 6 - 2 - 4, maka proses pembakaran dimulai dari silinder No.1, dilanjutkan silinder No.5, No.3, No.6, No.2 dan terakhir No.4.
Dengan memahami dasar engine diesel 4 langkah dan mengetahui Firing Order pada suatu engine maka akan sangat mudah sekali dalam melakukan valve adjustment. Prinsip dasar yang perlu dipahami adalah bahwa pada suatu engine dengan jumlah cylinder diatas atau sama dengan 4 (4 , 6, 8 cylinder), masing-masing cylincer memiliki pasangan berkebalikan (posisi piston Ignition TDC & posisi piston Overlap TDC).
Menentukan Posisi Valve yang bisa disetel pada engine 6 cylinder (FO : 1-5-3-6-2-4)
Firing interval antar piston adalah 720 derajat / 6 cylinder = 120 derajat
Cylinder yang saling berkebalikan adalah
Cyl. 1 vs Cyl. 6
Cyl. 5 vs Cyl. 2
Cyl. 3 vs Cyl. 4
Jika :
Cyl. 1 Ignition TDC (kondisi valve intake & valve exhaust menutup, valve clearance dapat disetel) sementara Cyl. 6 Overlap TDC (kondisi valve intake & valve exhaust membuka, valve clearance tidak dapat disetel)
Cyl. 5 selesai langkah hisap (kondisi valve intake selesai menutup, valve exhaust menutup penuh sehingga dapat disetel) sementara Cyl. 2 awal langkah buang (kondisi valve exhaust membuka, valve intake menutup sehingga dapat disetel).
Cyl. 3 menjelang akhir langkah hisap (kondisi valve intake membuka, valve exhaust menutup sehingga dapat disetel) sementara Cyl. 4 awal langkah buang (kondisi valve exhaust membuka, valve intake menutup sehingga dapat disetel)
Kesimpulan posisi valve yang dapat disetel pada posisi Cyl. 1 Ignition TDC :
Cyl. 1 : Intake & Exhaust Valve
Cyl. 2 : Intake Valve
Cyl. 3 : Exhaust Valve
Cyl. 4 : Intake Valve
Cyl. 5 : Exhaust Valve
Cyl. 6 : Tidak ada
Kemudian putar 360 derajat sehingga posisi Cyl 6 Ignition TDC :
Cyl. 1 : Tidak ada
Cyl. 2 : Exhaust Valve
Cyl. 3 : Intake Valve
Cyl. 4 : Exhaust Valve
Cyl. 5 : Intake Valve
Cyl. 6 : Intake & Exhaust Valve
No comments:
Post a Comment