HYDRAULIC COMPONENT
Lanjutan dari pembahasan sebelumnya terkait Hydraulic Pump, pada bab ini akan kita bahas komponen hidrolik lainnya yaitu Control Valve
Hydraulic Control Valve
Untuk mengatur fluida (dalam hal ini oli) maka perlu komponen yang mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan, fungsi dan desainnya. Hydraulic control valve secara umum diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu :
- Directional Control Valve
- Pressure Control Valve
- Relief Valve
- Sequence Valve
- Reducing Valve
- Flow Control Valve
Mengatur arah aliran fluida untuk menghasilkan pergerakan actuator (hydraulic cylinder & hydraulic pump). Jumlah port menunjukkan jumlah jalur yang dapat dihubungkan, dan jumlah posisi menunjukkan jumlah pergantian pada directional control valve (DCV).
Misalnya DCV 4/3 maka artinya control valve tersebut memiliki 4 port dan 3 posisi (penulisan tidak boleh terbalik).
Secara umum directional control valve (DCV) dibedakan menjadi :
- Open Center System
- Closed Center System
- Tandem Center System
- Float Center System
Pada gambar DCV 4/3 diatas pada bagian teratas kondisi DCV dalam kondisi netral, port P, T, A dan B tidak ada yang terhubung. Kemudian pada bagian tengah kondisi DCV diaktifkan sehingga menghubungkan antara port P dengan port A dan port B dengan port T (PABT). Sementara pada bagian bawah kondisi DCV diaktifkan sehingga menghubungkan antara port P dengan port B dan port A dengan port T (PBAT).
Pressure Control Valve
Perbedaan fungsi antara relief valve, sequence valve dan reducing valve.- Relief Valve
Berfungsi membatasi/menjaga tekanan dalam system sesuai desain dengan membuka dan mengijinkan sebagian oli untuk kembali menuju tangki.
- Sequence Valve
Valve ini digunakan ketika dua hydraulic circuit yang disupplai oleh satu pompa dan salah satu hydraulic circuit memiliki prioritas utama.
- Reducing Valve
Valve ini mengijinkan dua hydraulic circuit dengan tekanan yang berbeda disupplai oleh satu pompa yang sama
- Oli dari port (P), mengalir melalui orifice piston A menuju ke chamber (2). Karena luasan area d1 > d2, maka main poppet B tidak dapat bergerak.
- Jika pressure mencapai nilai yang ditetapkan spring C, servo hydraulic poppet D akan membuka dan oli mengalir menuju oil tank melalui lubang lateral dan melingkar, kemudian pressure pada chamber (2) akan menurun.
- Sehingga piston A bergerak kekiri dan berhenti pada servo hydraulic poppet D. Maka dari itu poppet B membuka dan oli mengalir langsung ke jalur menuju oil tank.
- Jika pressure pada port (P) menurun lebih rendah dari pada port (T) (mendekati negative pressure), poppet B terbuka akibat tank pressure. Oli akan mengalir menuju ke port (P) untuk mencegah terjadinya kavitasi.
1. Screw (low pressure)2. Lock nut3. Screw (high pressure)4. Lock nut5. Piston6. Cartridge7. Regulating spring8. Servo hydraulic poppetY Piston surfaceZ Screw (high pressure) surface
- High Pressure Adjustment (Boost pressure)
Lepas servo hydraulic hose yang terhubung ke relief valve, dan pasang plug pada ujungnya. Kendorkan lock nut (2) kemudian putar low pressure screw (1) searah jarum jam sampai full stroke (Y dan Z). Kendorkan lock nut (4) kemudian putar high pressure screw (3) searah jarum jam untuk menaikan tekanan, dan berlawanan arah untuk menurunkan tekanan.
- Low Pressure Adjustment (Standard pressure)
Lepas servo hydraulic hose yang terhubung ke relief valve, dan pasang plug pada ujungnya. Kendorkan lock nut (2) kemudian putar low pressure screw (1) searah jarum jam untuk menaikan tekanan, dan berlawanan arah untuk menurunkan tekanan.
- Check valve
- Orifice / restrictor
- Throttle check valve
- Flow divider
No comments:
Post a Comment